NTTBersuara.Com, KUPANG — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota tidak percaya dengan Wakil Walikota Kota Kupang karena janji hadirkan Jimmy Didok pada hari Senin (14/6/2021) tetapi masih juga tidak hadir
“Saya terus terang saja apa yang disampaikan oleh Wakil wali Kota Kupang saya ragu, “tegas Ketua Pansus Tellend Daud, Senin (14/6/2021) di Gedung DPRD Kota Kupang. Ia mengatakan pak Wakil Walikota Kupang sudah sampaikan berulang kali disini kemarin pak wakil hadir disini mewakili pemerintah, mewakili Walikota.
Kemudian menjanjikan kepada kita akan hadirkan Jimmy Didok disini tapi faktanya mana. Sekarang pak wakil lagi mengatakan bahwa dia mewakili Wali Kota disini untuk menjawab apa yang akan kita sampai ini bisa di pertanggungjawaban atau tidak. Sekda pun demikian janji dari hari Jumat sampai hari Ini. Ternyata pak sekda juga membuat surat tugas kepada Jimy Didok Kemudian sekarang kami diminta berikan pertanyaan-pertanyaan yang akan di jawab oleh pak Wakil bisa di pertanggungjawaban atau tidak.
“Saya mau ajukan pertanyaan kalau bisa di pertanggungjawabkan maka saya akan lanjutkan kalau tidak kita bubar saja. Janji-janji tidak pakai berhenti. Kita mitra saya setuju dengan pernyataan pak wakil tadi kita sejajar. Pak wakil janji masa tidak ada koordinasi, “ujarnya.
Menurutnya, Ketua kasih keluar surat undangan. Teman-teman hadir jam 8 pagi seperti ketua fraksi Golkar katakan tadi bahwa baru pernah terjadi DPRD rapat di luar jam kerja yaitu jam 8 pagi karena mau tuntaskan ini persoalan.
Kita maunya di klarifikasi biar kita bisa rapat dengan baik. Ini saling tipu anak muda bilang geles terus menerus.
“Saya ketua pansus saya tau yang terjadi di lapangan. Teman-teman saya anggota DPRD yang delapan orang namanya di muat di medsos ada tanda tangan basah itu tidak benar itu usulan dari teman-teman tetapi yang disampaikan di medsos adalah anggota DPRD yang meminta tandon. Ini juga saya mau bilang ke pak Wakil tadi baru saya dengar dari teman saya bukan anggota DPRD saja tapi pak wakil Walikota juga minta 15 tandon, “tegasnya.
Ia mengatakan untuk apa kita bersidang kalau tidak kita hadirkan Jimmy Didok disini. Ini saya omong buka-bukaan sudah sehingga saya mau biar sidang bisa berjalan baik ini kita sudah tunda berapa banyak kali hanya karena menunggu Jimmy Didok harus ada disini tapi ternyata Jimmy Didok tidak hadir. Ini lembaga mau di bahwa kemana tidak ada guna kita bicara disini kemudian dibelakang bikin lain.
Sementara itu, menanggapi permasalahan tandon tersebut, wakil walikota Kupang, Hermanus Man menyatakan bahwa, saat ini Jimmy Didok sementara bertugas ke Jakarta. Saat ditanyakan apakah karena permasalahan tandon ini sehingga beliau ditugaskan ke Jakarta, wakil walikota menjawab bahwa ia tidak tahu, namun surat tugasnya resmi.
“Tidak mungkin surat tugas itu dibuat asal – asal, pasti ada prosedurnya,” jelas Hermanus Man. Ia juga melanjutkan bahwa, jika sesuai prosedur walaupun hari libur itu bisa.
Hermanus juga menjelaskan terkait namanya yang meminta 15 tandon ketika disinggung anggota dewan. “Namanya meminta kan boleh, saya minta 15 karena banyak orang yang meminta kepada saya bukan dipakai pribadi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa, kerugian negara itu pada pengadaan bukan pada distribusi. “Kerugian negara itu indikasinya pada saat pengadaan, bukan saat distribusi, jadi kalau saya bagi kepada orang – orang, tokoh gereja apa salah,” ucapnya penuh tanya.
Ia juga mempertanyakan tandon air sebanyak 94 unit tersebut mau dibagikan kepada siapa di kota ini. “Pertanyaan saya mau dibagikan kepada siapa, ada kriterianya, nah kalau dibagikan kepada gereja, bisa dibagi kepada orang – orang apa yang salah,” tandasnya. (lya)