NTTBersuara.Com, KUPANG — Data penderita covid-19 yang dikirim dari Kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur ke Pemerintah pusat masih amburadul. Pasalnya sering terjadi pendobelan, sehingga jumlahnya terus meningkat.
“Masih terjadi kesalahan input data dari teman-teman di kabupaten/kota, karena sering terjadi pendobelan angka, sehingga kami minta untuk diperhatikan,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTT, Messe Ataupah, Senin, 23 Agustus 2021.
Dia mengaku jumlah kasus covid-19 di NTT seharusnya sudah mengalami penurunan sejak tiga pekan lalu. Namun, masih terjadi pendobelan angka kasus di beberapa kabupaten, seperti Sikka dan Sumba Timur.
“Banyak terjadi pendobelan nama penderita, ditambah dengan data lama yang juga di input ulang. Bahkan data yang sudah lebih dari 21-30 hari masih dimasukan lagi. Kacau kita,” tandasnya.
Seharusnya, jelas dia, NTT sudah normal, sehingga tidak perlu PPKM lagi. Namun, karena data yang dikirim ke pemerintah pusat masih kacau, sehingga butuh perbaikan.
“Ada data rapid test sudah dimasukan, namun saat PCR dimasukan lagi, saat kontrol juga dimasukan lagi, sehingga terjadi pendobelan nama,” katanya.
Menurut dia, sesuai data real time yang masuk ke Dinas Kesehatan NTT, seharusnya NTT berada pada level II PPKM, bukan level IV. Namun data yang dimasukan masih kacau.
“Ada yang sudah lebih dari 14 hari, ada yg lebih dari 21 hari. Bahkan ada yang lebih dari 30 hari,” tandasnya.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan NTT, jumlah kasus covid-19 hanya berkisar antara 30-35 persen. “Seharusnya anak-anak kita sudah bisa kembali bersekolah,” ujarnya. (lya)