NTTBersuara.Com, KUPANG — Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dispendikbud) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan beberapa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) melaksanakan belajar tatap muka terbatas di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Selama ini-kan daring, jika PPKM masih di perpanjang, maka kita prioritaskan siswa kelas 1 dan 2 SD yang belum bisa membaca sama sekali, sedangkan SMP khusus kelas 8, dan yang jelas prokesnya tetap dijalankan,” kata Kepala Dispendikbud Kota Kupang, Dumul Djami, Selasa (31/8/2021).
Total di Kota Kupang terdapat 84 SD dan 20 SMP Negeri yang di monitoring dan siap mengadakan sekolah tatap muka sebanyak 34 persen atau sebanyak 35 sekolah siap laksanakan belajar tatap muka terbatas sesuai dengan pengaturan dalam Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/202l, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pendemi Covid-19.
Paling lambat awal September kita sudah mulai sekolah tatap muka dan ada sekitar 34 persen sekolah, baik negeri maupun swasta sudah siap, sedangkan sekolah yang lain sambil berjalan menyiapkan prokes,” tambah Dumul.
Kendala sekolah atau belajar secara daring yakni keterbatasan akan kuota data peserta didik dan sarananya, sekaligus tingkat pemahaman siswa-siswi yang dinilai dalam satu tahun terkahir mengalami kemunduran.
Sekolah- sekolah yang akan melaksanakan belajar tatap muka merupakan sekolah yang telah di monitoring dan siap memenuhi beberapa kriteria seperti guru yang sudah di vaksin dan sekolah yang telah menyiapkan dan memenuhi standar prokes. Kita akan melakukan assessment Nasional untuk kelas 5 dan 8 dan kita sementara ketemu dengan kepala sekolah untuk persiapkan assessment Nasional pada bulan September 2021.
“Besok ada pertemuan dengan propinsi kita harus mempersiapkan anak-anak. Karena persiapan pengetahuan dan teknisnya juga anak-anak harus siap karena semua menggunakan komputer. Rata-rata SMP semua sudah siap yang nanti kita atur itu SD karena ada beberapa SD yang tidak punya komputer tapi secara nasional mereka atur SMP itu di bulan September kemudiannya SD di bulan Oktober jadi kita bisa gandeng, “katanya.
Jadi SD yang tidak memiliki komputer kita numpang di beberapa sekolah karena SD itu sekitar 40 orang saja. Satu SD kita numpang di beberapa SMP yang sudah siap dan berdekatan itu teknis sudah atur. (lya)