NTTBersuara.Com, KUPANG — Kasus stunting dan gizi buruk menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat melakukan masa reses atau penjaringan aspirasi warga.
“Kita harus responsif dengan persoalan di Kota Kupang. Saya sebagai anggota DPRD mengambil langkah inisiatif agar bagaimana stunting dan gizi buruk menjadi beban bersama,” kata Anggota DPRD Kota Kupang, Ewalde Taek saat masa reses bersama kader dan tenaga kesehatan, Kamis (18/11/2021) di Hotel Neo Aston Kupang.
Menurut dia, persoalan stunting dan gizi buruk harus menjadi perhatian, pemahaman dan beban bersama agar ada solusi apa yang dapat dilakukan. Hal sederhana yang dilakukan yakni memberi pemahaman bagi para kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai ujung tombak di tengah warga sebagai bentuk edukasi dari para ahli kesehatan dan nutrisi guna mencegah tingginya angka kasus stunting dan gizi buruk di Kota Kupang.
“Bertepatan dengan masa reses ini, bagaimana memberikan perhatian bagi para kader sebagai ujung tombak dalam kondis kota Kupang yang tinggi angka kasus stunting dan gizi buruk,” tambah Walde
Data tahun 2021, kecamatan Kelapa Lima tercatat sebanyak 377 anak mengalami stunting atau adalah persoalan nutrisi makanan pada anak yang menyebabkan pertumbuhan anak pendek dan sangat pendek, tersebar di kelurahan Oesapa tercatat 26 anak kondisi sangat pendek dan 65 anak pendek
Kelurahan Kelapa Lima tercatat anak dengan pertumbuhan sangat pendek 40 orang dan kondisi pendek sebanyak 22 anak.
Kelurahan Lasiana kondisi anak dengan pertumbuhan sangat pendek 43 orang dan pendek 80 anak, kelurahan Oesapa Barat 29 anak mengalami pertumbuhan sangat pendek dan 63 anak mengalami pertumbuhan pendek.
Ahli Gizi Puskesmas Oesapa, Rini Non mengatakan penyebab stunting dan gizi buruk tertinggi karena kurangnya pengetahuan dari para orang tua akibat kurang pemahaman, sehingga tidak mengetahui apa penyebab anak dapat mengalami gizi kurang dan jenis makanan apa saja dapat dikonsumsi anak diantaranya makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah agar terpenuhi standar nutrisi anak.
“Cara untuk mencegah stunting dan gizi buruk itu sendiri kebanyakan karena kurang pengetahuan orangtua, kadang orangtua tidak mengetahu apa penyebab gizi kurang atau stunting,” kata Rini Non
Kebijakan anggaran menjadi perhatian terhadap penanganan dan pencegahan gizi buruk dan stunting yang telah menjadi persoalan dengan tingkat kasus pada level tinggi di Kota Kupang.(lya)