Hal ini sebagaimana release Caritas Weetabula yang diterima media ini Minggu (12/12/2021) malam. Diuraikannya bantuan ini dilakukan untuk membantu para nelayan lebih efektif dalam melaut saat ini setelah sejumlah alat tangkap dan perahu mereka rusak diterjang badai.
“Bantuan pukat dan lem epoxy ini telah diterima 13 nelayan di Desa Palakahembi dan tiga nelayan di Desa Kadumbul,” tulisnya.
Dalam release tersebut diuraikan, nelayan Desa Palakahembi, Andreas K.T. Hau, mengungkapkan terima kasih karena pihak Caritas Weetabula telah memberikan bantuan pukat dan lem epoxy bagi nelayan.
Dijelaskannya untuk menggunakan pukat yang ada dirinya meluangkan waktu selama seminggu untuk menjahit dua unit pukat ukuran satu inci, dengan dua rol tali nilon, 10 kg tima, empat bungkus karet pelampung pukat yang diterima dari pihak Caritas Weetabula.
Sementara lem epoxy yang diperoleh juga sudah digunakan untuk memperbaiki bagian perahu yang bocor sehingga bisa dimanfaatkan kembali saat ini. “Sejak selesai penjahitan pukat, saya sudah turun melaut kurang lebih dua minggu dan bisa dpaat ikan walau jumlahnya terbatas karena kendala adanya banjir,” jelasnya.
Nalayan lainnya dari Desa Kadumbul, Ignasius Wake Talo mengaku, “Saya berterima kasih kepada Caritas Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada kami. Saat ini saya sudah selesai jahit pukat yang diberikan, kurang lebih satu minggu saya kerjakan. Lem epoxy juga sudah digunakan. Ada dua jenis lem epoxy yang biasa dipakai nelayan yang kering dan basah. Pukat dan perahu sudah dipakai melaut kembali, dua kali turun laut. Hasil tangkapan lumayan banyak, biasanya ikan yang besar-besar saya pakai makan sendiri, yang kecil baru dijual.”
Sementara itu Wakil Direktur Caritas PSE Keuskupan Weetebula, Laurensius Juang, yang hadir saat kegiatan Monev Bantuan Nelayan di Pantai Desa Palakahembi, menyampaikan bahwa Jaringan Caritas Nasional bersama Caritas Keuskupan Weetebula hadir dihadapan para nelayan guna memberikan bantuan kemanusiaan, bantuan belarasa. Bantuan ini diberikan kepada masyarakat yang sungguh terdampak dan masyarakat yang lemah, supaya masyarakat penerima manfaat bisa kuat serta menata kembali hidup setelah dilanda badai Seroja.
“Kami hadir bukan karena kemampuan kami yang hebat, tetapi karena Tuhan yang senantiasa memberikan kelimpahan. Semua bantuan yang diberikan ini, merupakan bentuk perhatian Gereja Katolik Indonesia. Banyak orang yang terlibat dibalik bantuan ini, hanya karena mereka jauh, maka melalui Caritas-PSE Keuskupan Weetebula mereka menyalurkan bantuan ini. Bantuan ini mau mengajarkan kepada kita supaya kerja, kerja dan kerja. Selain itu juga lewat bantuan ini kita diajak untuk berbelarasa dengan siapa saja yang ada di sekitar kita, karena kita mendapat bantuan ini juga dari mereka yang tidak kita kenal,” tambahnya.
Untuk diketahui melaut merupakan mata pencaharian utama masyarakat di pesisir pantai Palakahembi dan Kadumbul, Kecamatan Pandawai. Badai Seroja pada 6 April 2021 yang lalu, telah berdampak pada rusaknya alat tangkap ikan para nelayan di daerah tersebut. Menyikapi kondisi tersebut, Caritas Keuskupan Weetebula bersama Caritas Indonesia telah melakukan kajian.
Hasil kajian ini kemudian menjadi salah satu pertimbangan bagi pelaksanaan program kemanusiaan ini. Paket bantuan tersebut berupa 13 unit pukat ukuran sati inci, 15 unit pukat ukuran 1,5 inci, empat unit pukat ukuran dua inci, 160 kilo gram tima, 32 rol tali nilon, dan 64 bungkus karet pelampung pukat untuk 16 KK nelayan.(*/lya).