NTTBersuara.Com, WAINGAPU — Damai Natal tidak hanya harus dimaknai dan diresapi dalam diri namun harus diaplikasikan dalam kehidupan bersama sehingga damai Natal bisa dirasakan oleh semua orang.
Pesan ini disampaikan Pdt. Lastri Agustaf dalam khotbahnya pada acara syukuran Natal bersama Rapid Infrastruktur yang dilaksanakan di Saca Kandara, Minggu (19/12). Ditegaskannya karyawan Rapid Infrastruktur yang bekerja dalam lingkungan kerja yang beragam latar belakang harus dapat mengaplikasikan damai Natal bagi sesama.
“Damai Natal tidak hanya untuk dimaknai tetapi juga harus dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari,” ungkapnya.
Selanjutnya dengan mendasari khotbahnya dari Matius 2:16-18 yang bercerita tentang keputusan Raja Herodes untuk membunuh semua anak-anak di Betlehem yang berusia dibawah dua tahun sesuai perhitungan datangnya para Majus dari timur untuk menyembah Yesus yang disebut sebagai raja yang baru lahir, Pdt Lastri menegaskan hal itu dilakukan Herodes karena ingin mempertahankan takhtanya.
“Raja Herodes ini adalah raja yang kejam karena membunuh semua sanak saudaranya bahkan ibunya karena tidak ingin takhtanya diambil oleh saudara-saudaranya,” jelasnya.
Karena itu kejadian Natal yang terjadi dua tahun setelah kelahiran Yesus tidak lah berjalan dalam kedamaian sebagaimana awal kelahiran Yesus yang disambut nyanyian malaikat Sorgawi dan para gembala. Namun memberikan ratap tangis bagi ibu-ibu di Betlehem karena anak-anak mereka yang harus mati karena dibunuh atas perintah Raja Herodes.
Walau demikian, Pdt. Lastri juga mengisahkan adanya kisah Natal yang menghadirkan kedamaian bagi dua negara yang sedang berperang pada tahun 1914 yang lalu antara Jerman dan Inggris. Dimana datangnya Natal sanggup mendamaikan tentara dsri kedua negara untuk sementara mengabaikan permusuhan di antara mereka yang sedang berperang dan saling menyampaikan pesan damai Natal.
“Bahwa setelah Natal perang kembali berlangsung. Namun saling menyampaikan selamat Natal membuktikan bahwa kelahiran Yesus yang kita rayakan dalam Natal mampu meruntuhkan segala perbedaan bahkan di medan perang,” tegasnya.
Dari dua kisah ini, Pdt. Lastri menegaskan keluarga besar Rapid Infrastruktur yang merayakan Natal bersama tahun 2021 harus memaknainya sebagai cara Tuhan mengajak karyawan Rapid Infrastruktur untuk menjadi tangan Tuhan merangkul dan menyebarkan sukacita dan damai Natal bagi semua orang.
“Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan tidak boleh menjadi alasan bagi karyawan Rapid Infrastruktur untuk tidak berdamai dengan semua orang,” tandasnya.
Project Manager Rapid Infrastruktur, Andhika Sutanto usai perayaan syukur Natal mengaku perayaan Natal ini sebagai bagian dari ungkapan syukur semua jajaran Rapid Infrastruktur dalam mensyukuri semua karya Tuhan yang sudah memberikan perlindungan bagi mereka dalam melalui tahun 2021.
Merujuk pada tema Natal tahun ini yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan, Andhika menegaskan tema ini menegaskan kembali mereka untuk makin saling menerima dan berbagi kedamaian dengan sesama baik secara internal warga Kristiani maupun dari sesama eksternal.
“Dalam pekerjaan pasti juga dengan saudara-saudara kita yang non Kristiani dan kita diajak untuk makin menjadi saluran damai bagi semua orang, karena kehidupan persaudaraan kita saat ini di Indonesia makin menantang,” tandasnya.(*/lya)