
NTTbersuara.com, Kupang – Potensi lainnya yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di NTT yakni produksi garam.
Cuaca, kualitas air laut dan lahan di NTT sangat mendukung untuk menghasilkan garam berkualitas tinggi dengan kadar NaCl mencapai 96 persen sebagai garam industri.
Salah satu lahan garam yang kita miliki, yakni di Kabupaten Kupang dengan luas kurang lebih 900 hektar yang telah beroperasi sejak Agustus 2019 dengan kapsitas 150 ton/hektar.
“Saya berharap agar kabupaten lainnya yang memiliki potensi lahan garam untuk segera mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada dengan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga produksi garam NTT dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menyokong pemenuhan kebutuhan garam nasional, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Potensi garam yang menjajikan ini sempat menghadirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan panen perdana di Kabupaten Kupang.
“Saya ke sini hanya ingin memastikan bahwa program garam ini sudah dimulai. Kita tahu impor garam kita sebesar 3,7 juta ton, sementara yang bisa diproduksi di dalam negeri baru 1,1 juta ton. Masih jauh sekali,” kata Jokowi.
Jokowi mengatakan potensi NTT dalam memproduksi garam untuk mengurangi neraca impor garam nasional. Secara keseluruhan, provinsi NTT memiliki potensi besar produksi garam.
Karena itu, dia optimis NTT bisa menjadi salah satu daerah sentra produksi garam nasional. Lahan tambak potensial yang dimiliki NTT mencapai 21 ribu hektar yang bisa dikembangkan dalam kurun waktu 2 sampai 3 tahun ke depan.
Di kabupaten Kupang sendiri terdapat sekitar 7 ribu hektar. “Disini baru 10 hektar saja yang dikembangkan dari total areal tambak 600 hektar. Untuk sampai 21 ribu hektar memang masih sangat jauh sekali,” kata Presiden. (*/lya)