NTTBersuara.com, KUPANG– Kerja keras dan kerja bersama kita telah membuahkan kinerja ekonomi yang membanggakan. Pertumbuhan ekonomi provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan II tahun 2022 mencapai 3,01 persen lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan I sebesar 1,62 persen.
Demikian dikatakan Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat dalam Pidato Gubernur NTT dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke -77 Republik Indonesia tingkat provinsi NTT yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Joseph Nae Soi Senin (15/8/2022) di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT. HUT Ke-77 kali ini mengusung tema besar “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Menurutnya, kemiskinan di NTT terus mengalami penurunan. Pada bulan Maret 2022, angka kemiskinan turun lagi sebesar 0,94 persen atau setara 14 ribu lebih orang, sehingga angka kemiskinan kini menjadi 20,50 persen.
“NTT tercatat sebagai salah satu dari sepuluh provinsi di Indonesia dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi selama periode September tahun 2021 sampai Maret tahun 2022. Melalui perayaan kemerdekaan ini, saya mengajak kita lebih fokus melawan musuh endemik yang selama ini membelenggu kita, yakni kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan dengan memanfaatkan segala kekayaan sumberdaya yang kita miliki,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, kita persiapkan pariwisata dengan dukungan peternakan, pertanian, perikanan dan produksi kelautan.
“Kita siapkan berbagai produk kerajinan, kita dukung industri kecil dan mikro penghasil produk-produk NTT yang menjangkau pasar regional, nasional, maupun internasional dengan memanfaatkan ekonomi elektronik. Kita harus membuktikan diri sebagai salah satu daerah yang cepat pulih dan bangkit menjadi lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu dalam Pidatonya juga disampaikan hal lain yang tetap menjadi perhatian serius pemerintah saat ini, yakni upaya mengatasi permasalahan gizi buruk dengan menekan jumlah balita stunting melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita Kurang Energi Kronis (KEK) di 22 Kabupaten/ Kota.
“Pemerintah Provinsi telah menetapkan 8 aksi konvergensi dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk mencegah dan menangani stunting. Secara umum prevelensi stunting terus mengalami tren penurunan, dari 35 persen pada tahun 2018 menjadi 22 persen pada Februari 2022,” ungkapnya.
Pemerintah provinsi memberikan apresiasi dan penghargaan bagi kabupaten/kota yang telah bekerja inovatif dalam menurunkan stunting. Komitmen antara Gubernur dengan walikota dan para bupati telah menargetkan penurunan stunting secara ekstrim menjadi 10 sampai 12 pada tahun 2023. Demikian pula komitmen yang sama dibangun antara Wakil Gubernur dengan Wakil Walikota dan Wakil Bupati se- NTT dalam posisi sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat provinsi.
“Apresiasi yang sama juga ditunjukkan kepada lembaga-lembaga mitra pembangunan yang juga telah berkontribusi dan mendukung upaya pemerintah provinsi,” katanya. (lya)