NTTBersuara.com – Pada tahun 2023 nanti, Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melaksanakan sensus pertanian yang merupakan kegiatan besar. Skalanya mendata seluruh usaha pertanian kecil maupun besar sebagai basis mencapai kedaulatan pangan dan petani sejahtera
Demikian dikatakan Kepala BPS NTT, Mitamira Kale saat seminar Publisitas Sensus Pertanian (ST) 2023, Selasa (16/8/ 2022) di Aula Kantor BPS NTT. Ia mengatakan sensus ST guna mencatat pertanian berkelanjutan di NTT
“Sektor pertanian di NTT dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lapangan usaha, memberi kontribusi terbesar, tercatat pada triwulan kedua 2022 mencapai 30,32 persen tertinggi, dibanding dengan lapangan usaha lainnya,” katanya.
Selain itu penyerapan tenaga kerja tertinggi yakni, 1,3 juta orang di NTT atau sekitar 47,86 persen bekerja di sekor pertanian.
Statistik Ahli Madya BPS NTT, Indra Ahmad Souri mengatakan sensus pertanian 2023 dirancang agar hasil yang diperoleh berstandar nasional yang mengacu pada program Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang mencakup tujuh sub sektor yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan jasa pertanian.
“ST 2023 dirancang agar hasil yang diperoleh berstandar internasional yang mengacu pada program FAO,” kata Indra.
Data pertanian yang lengkap akurat dan mutakhir sampai administrasi terkecil hanya dapat diperoleh melalui sensus yang tujuannya agar pemerintah dapat melakukan perencanaan dan kebijakan program tepat sasaran .
Pelaksanaan sensus sesuai Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, yang penyelenggaraannya dilakukan tiap 10 tahun, temasuk Sensus Pertanian pada setiap tahun yang berakhiran angka tiga.
Pendataan ST 2023 akan dilaksanakan pada 1-31 Mei 2023 yang dilakukan oleh petugas menggunakan Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI) dan Computer Assisted Interviewing (CAPI) ataupun pendataan mandiri melalui Computer Aided Web Interviewing (CAWI).
Indra mengajak semua masyarakat, untuk bersama-sama mensukseskan ST2023, dengan memberikan data sesuai kondisi di lapangan.
“Berikan data sesuai kondisi apa adanya, jangan ditambah atau dikurangi. Dengan data yang berkualitas, tentunya akan membantu pemerintah merumuskan kebijakan-kebijakan di sektor pertanian yang tepat sasaran,” tandas Indra.
Kalau tepat sasaran, tambah Indra, harapannya bahwa Indonesia akan mencapai kedaulatan pangan, dan kesejahteraan petani meningkat. (lya)
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!