NTTBersuara.com, KUPANG– Setelah melakukan reses di Kelurahan Oetete, anggota DPRD Kota Kupang, Tellendmark J Daud, langsung mengunjungi warga masyarakat Oebufu, tepatnya di RW 09 RT 35 dan RT 36. Pertemuan tersebut dilakukan di rumah ketua RR 36 RW 09, Sabtu, (27/8/2022) sore.
Sebelum sesi mendengar keluhan warga, Tellendmark J. Daud, memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat saat ini. Setelah itu wakil rakyat dari Fraksi Golkar itu menjelaskan kerja anggota DPRD di gedung terhormat dan apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab sebagai DPRD dan juga dampak keputusan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Kupang.
Tellend menjelaskan secara detail kondisi anggaran daerah, dana transfers dari pusat dan apa saja yang diproritaskan dalam mendukung pelayanan kepada masyarakat.
“Tugas kami sebagai anggota DPRD adalah mengawasi semua kinerja Pemerintah Kota Kupang terhadap anggaran yang diputuskan dalam sidang resmi yakni sidang paripurna. Kegiatan reses ini menjadi bagian terpenting dari kami untuk mendengarkan aspirasi masyarakat terhadap pembangunan di kota ini,” jelas mantan Ketua DPRD Kota Kupang ini.
Warga RT 35, Lambertus Rogan, mengeluhkan jalan yang tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah, padahal sudah diusulkan berulang-ulang. Juga lampu jalan.
“Memang ada tiang dan lampunya, namun tidak pernah berfungsi sama sekali. Karena itu dengan adanya kunjungan anggota DPRD Kota Kupang ini, keluhan kami ini bisa sampai langsung di telinga pemerintah sehingga bisa diprioritaskan,” kata Rogan.
Rogan juga menyatakan apresiasi dan terima kasihnya kepada Tellend yang sudah mengunjungi dan mendengar aspirasi warga.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadirannya di tengah kami Pak Tellend. Kami sudah bertahun-tahun minta jalan diperbaiki, padahal jalan ini sudah sangat rusak, namun memang pemerintah tidak pernah hadir buat kami di RT 36 RW 09 Kelurahan Oebufu, sehingga kami minta agar Pak Tellend dapat memperjuangkan jalan yang hanya 500 meter ini. Kadang kami merasa kami anak tiri karena belum pernah didengar. Juga lampu jalan yang tidak berfungsi dengan baik. Kami mohon agar kami juga dapat mendapatkan hak yang sama karena kami juga warga Kota Kupang,” jelasnya.
Warga lain, Nyonya Dama Ledo, mengeluhkan tempat pembuangan sampah sehingga banyak warga yang buang sampah di kali. Nyonya Dama minta agar pemerintah menyiapkan tempat sampah di seluruh titik pembuangan sampah agar sampah dikumpulkan dan diangkut sesuai dengan jam yang ditentukan pemerintah.
“Pak Dewan, kami jujur, warga di dekat kali membuang sampah di kali, karena kami bingung harus buang di mana? Tempat sampah pun kami tidak ada, sehingga kami mohon agar kami juga diberikan tempat sampah agar tidak ada warga yang buang sampah di kali,” seru Nyonya Dama.
Sedangkan Nadus Voli mengungkapkan masalah saluran air. Karena beberapa rumah yang dekat lahan pertanian atau sawah sementara salurannya rusak sehingga air tergenang di rumah warga. Nadus meminta ada pembatas agar tidak berdampak pada rumah-rumah warga.
Untuk bedah rumah, kata Nadus, di RT 35 dan 36 ada beberapa warga yang benar-benar harus dibantu. “Kami sangat berharap aspirasi kami ini bisa diperjuangkan oleh wakil kami di DPRD Kota Kupang,” kata Nadus.
“Kami sangat berharap Pak Tellend apa yang kami omong ini bisa diperjuangkan dan bisa terealisasi. Kami percaya bahwa pak sangat memprioritaskan kami masyarakat di Oebufu ini,” pinta Nadus.
Menanggapi beberapa keluhan dan harapan masyarakat, Tellend Daud menegaskan akan memperjuangkan aspirasi masyarakat itu. Namun dia meminta masyarakat harus sabar karena apa yang diperjuangkan terkadang cepat terealisasi, terkadang juga lambat tergantung anggaran.
“Untuk jalan di RT 35 baru-baru memang sudah disampaikan kepada saya, dan saya bilang bahwa tahun 2022 sudah tidak bisa dan ditahun 2023 saya sangat pesimis karena anggarannya kami sudah tetapkan di bulan April lalu. Namun tentunya masing-masing anggota DPRD punya cara tersendiri bagaimana merealisasikan permintaan dari masyarakat,” jelas Tellend.
Tellend mengatakan, sudah sempat berkomunikasi dengan Dinas PU menjelaskan kondisi jalan yang rusak itu.
“Bapa mama tetap berdoa, mudah-mudahan bisa terakomodir, bisa juga di tahun 2023, bisa ada peluang untuk dikerjakan. Kalau di tahun 2024 itu saya yakin sangat bisa. Tapi tahun 2023 kita doa bersama ini menjadi perjuangan beta sehingga bisa dikerjakan,” imbuh Tellend.
Kelurahan Oebufu, kata Tellend, menjadi prioritas karena dia mendapat dukungan yang cukup besar.
“Saya harus memperjuangkan semua yang jadi keinginan warga masyarakat. Jalan di RT 35 akan menjadi prioritas untuk saya agar dikerjakan,” tegas Tellend.
Untuk lampu jalan di RT 35, kata Tellend, untuk penggantian lampu yang rusak atau yang mati sudah dianggarkan di tahun 2022, hanya pemerintah kesulitan untuk melakukan pengadaan, padahal anggarannya ada.
“Sempat kemarin pembahasan di tingkat komisi kita dorong anggarannya digunakan saja. Kenapa mereka kesulitan dalam pengadaan karena rencana kerja anggaran yang diusulkan di APBD itu satu titik lampu yang rusak itu dianggarakan Rp 400 ribuh, namun kenyataannya harganya di toko mencapai Rp 1,5 juta. Karena itu saat ini lampu tidak ada. Warga bisa tunggu di bulan September ini pada perubahan anggaran, saya akan perjuangkan agar RT 35 dapat lampu jalan,” tegas kader Golkar tersebut.
Sementara untuk tempat sampah, Tellend sepakat dengan warga agar pengadaan TPS diganti dengan kotak sampah portebel yang ukuran 150 liter dibagikan di setiap rumah.
“Memang pengadaan tahun 2022 saya ambil untuk dibagikan di Kelurahan Liliba dan Oebobo. Nanti saya coba cek kembali kalau ada melalui Pak RT untuk diambil. Tapi kalau tidak ada, tahun 2023 saya komunikasikan dengan Dinas Kebersihan agar diprioritaskan untuk RT 36,” kata Tellend.
Sedangkan untuk tembok penahan jalan Tellend mengatakan, “Saya akan komunikasikan, karena jujur saja bahwa seharusnya kemarin itu sudah direncanakan sekaligus, jangan sampai kerja jalan duluan dan temboknya kemudian, makanya sulit. Jadi begini, dalam perencanaan anggaran ada nomenklatur kegiatan, dan ini saya bingung harus dikasih masuk di kegiatan apa? Saya menyesal kemarin tidak dikomunikasikan dengan Dinas PU untuk sekaligus direncanakan dengan baik, namun tidak apa-apa.”
Terkait bedah rumah, tahun 2022 Pemerintah Kota Kupang menganggarkan 110 rumah dibagikan di 51 Kelurahan. Kelurahan Oebufu mendapat 4 atau 5 lebih unit. Program ini dianggarkan di APBD Kota Kupang.
Ada satu lagi program bedah rumah dengan anggaran dari pemerintah pusat yang dianggarkan lewat DAK untuk 249 rumah, tetapi itu diperuntukan untuk kelurahan yang belum mendapatkan dana tersebut.
“Kelurahan Oebufu sudah dapat dua tahun lalu. Ini bukan bedah rumah tapi peningkatan kualitas rumah. Mudah-mudah di perubahan saya akan prioritaskan,” imbuhnya.
Hadir dalam reses tersebut Ketua RT 36, Bill Saudale, Ketua RT 35, Petrus Naijumetan, dan warga RT 35 dan 36. Warga sangat antusias sehingga semua persoalan di kedua RT tersebut dapat diserap secara baik oleh wakil rakyat. (lya)