NTTBersuara.com, KUPANG– Pasien BPJS Kesehatan tidak bisa rujuk atas kemauanya sendiri semua ada regulasi yang diatur
Demikian dikatakan Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) NTT, Dr Yudit Selasa (30/8/2022) saat kegiatan Koordinasi pelayanan kesehatan rujukan program JKN melalui focus group discussion antara BPJS Kesehatan, FKRTL, Badan usaha, PERSI, Ombudsman NTT, dan media se – Kota Kupang di Hotel Kristal Kupang.
“Contoh kalau semua orang batuk pilek tidak mungkin semua pergi ke rumah sakit paling tidak dia harus atasi dulu kalau tidak mampu baru di rujuk,” katanya.
Menurutnya, kalau untuk pasien emergency itu beda tanpa rujukan dua kali 24 jam boleh pasien pergi ke rumah sakit yang terdekat
“Yang menentukan gawat darurat adalah dokter, itu yang teman-teman harus pahami saya tidak membela rumah sakit,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan pasien harus kesana periksa dulu tidak bisa pergi minta rujukan saja tanpa membawa pasien. Dokter harus periksa pasien dulu baru bisa kasih rujukan
“Selama ada dokter spesialis di wilayah itu misalnya spesial penyakit jantung tidak bisa pasien lansung lompat ke wilayah lain. Kalau dokter disini tidak mampu baru di rujuk nanti kalau di rujuk juga kita mengikut aturan jadi bukan kami yang mau harus ke rumah sakit cipto dulu baru ke rumah sakit harapan jantung itu memang regulasi yang mengatur seperti itu,” tegasnya.
Ia juga mengatakan jadi tidak bisa dari rumah sakit Johanes atau Rumah Sakit Siloam lansung ke rumah sakit harapan jantung pasti di tolak kalau kita menggunakan BPJS jadi itu regulasi bukan kemauan kita dari rumah sakit
“Selama pelayanan ada di wilayah itu harus diselesaikan di situ jika tidak mampu baru dia dirujuk itu yang harus dipahami oleh kita. Semua rumah sakit secara nasional sudah ada standar pelayanan tergantung jenis pelayanan yang tersedia di sana,” katanya. (lya)