NTTBersuara.com, KUPANG — Konser Satu Dekade Sanggar OSA dengan thema : Catatanku membangun Sumba Lewat Musik, dibuat sangat meriah di gedung Alfa Omega Sumba Tengah, sabtu (26/11/2022) malam dengan menghadirkan OSA Band/Akustik, paduan Suara OSA, Vocal Group OSA, OSAmuethnic, Accapella OSA, OSA Electone, OSA junior, OSA Cilik, OSA Tim saund kosakata dan juga Osa tari kontemporer, Osa budaya.
Sebelum puncak acara konser satu dekade OSA juga di lakukan OSA fashion Show dengan menampilkan peragaan busana adat orang sumba dengan kreasi modern.
Sanggar Orang Sumba Asli (OSA) dibentuk pada tahun 2022 di Kabupaten Sumba Tengah, tepatnya, di desa Anakalang, Kecamatan Katiku Tanah, Kabupaten Sumba Tengah. Sanggar OSA menjadi salah satu wadah musik daerah Pulau Sumba yang cukup serius memperkenalkan kembali sejarah alat musik pulau Sumba dan juga saat ini menjadi wadah yang tepat untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia yang potensial dan mencintai Musik.
Bulan November 2022, tepatnya pada tanggal November 2022, Sanggar OSA berulang tahun yang ke-10 atau sudah satu Dekade OSA hadir di Pulau Seribu Kuta tersebut. Dalam 10 tahun ini OSA benar-benar memberi diri untuk melatih anak-anak muda untuk mengembangkan diri dalam musik, OSA juga melakuka ln Road Show ke sekolah-sekolah di Sumba Tengah mengajarkan tentang musik dan juga alat-alat musik yang pernah ada di Pulau Sumba.
Sanggar OSA menjadi menarik karena fakus pada pengenalan kembali lagu-lagu Sumba yang sudah musna seiring berjalannya waktu dan juga OSA menjadi salah satu pencipta lagu-lagu daerah Pulau Sumba yang menggambarkan dari keindahan pulau sumba sampai pada kecantika wanita pulau Sumba. Menciptakan aneka arransemen musik tradisional untuk mengiringi tari kreasi Sumba Tengah. Juga menghimpun seluruh musisi cilik dan juga semua orang yang suka dengan musik.
Inisiator Sanggar OSA, Elson Umbu Riada atau yang sering disapa Om OSA, selepas acara satu Dekade OSA, menyampaikan bahwa Seni budaya orang Sumba Tengah sangat banyak, dan sudah menjadi langka ditemui. Perlahan-lahan memudar dan menghilang berganti dengan era modern yang mendunia. Seni Budaya tak sekedar menampilkan pesona estetika semata, melainkan juga menjadi iklan untuk mempublikasikan kepada dunia tentang alur kehidupan yang beretika, bersatu, bergotong royong, dan cinta damai.
“Kami Sanggar OSA ingin menjadi pelopor seni agar tetap ada dan berkembang dari zaman ke zaman. Kerja keras dan perjuangan kami memerlukan dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik moril, tenaga, kritik dan saran dan bahkan dana untuk tetap menjadi pelopor seni budaya Sumba Tengah ini”, jelas Om OSA.
Pendiri Sanggar OSA ini benar-benar membuka ruang kreativitas seluas-luasnya bagi anak muda potensial di bidangnya masing-masing. “Kini Sanggar OSA telah menjadi salah satu icon kecil di Pulau Sumba dengan OsamuethniC-nya dan juga menjadi Pembeda sedaratan Pulau Sumba”, tutupnya.
Untuk diketahui Konser satu dekade OSA membawakan hampir 95 persen lagu karya Elson Umbu Tiada sebagai inisiator Sanggara OSA (*/lya)
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?