NTTBersuara.com, KUPANG — Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Kupang akan memasang papan informasi harga barang di pasar tradisionak di Kota Kupang, NTT guna menekan angka inflasi yang mencapai 6,65 persen.
“Salah satu strategi untuk menekan angka inflasi dengan memasang papan informasi harga barang di pasar tradisioanal, karena tidak semua masyarakat mengetahui harga barang di pasar,” kata Kepala BI Perwakilan NTT, Dody Heatubun saat berikan keterangan pers kepada wartawan, Jumat (3/2/2023).
Menurut dia, harga barang di pasar tradisional akan di update setiap harinya, sehingga bisa menjadi acuan bagi masyarakat yang hendak berbelanja di pasar tersebut.
“Data harganya akan di update setiap hari. Kita akan lihat pasar mana yang akan dipasang papan informasi itu,” ujarnya.
Strategi lainnya yakni dengan melakukan operasi pasar setiap harinya, dan menyiapkan ketersedian bahan pangannya, sehingga bisa menekan permintaan. Bahan pangan penyumbang inflasi, seperti ayam, telur dan daging ayam.
“Untuk ayam ini akan dibuatkan klaster peternakan ayam,” katanya.
Sedangkan lainnya, seperti cabe, tomat dan bawang akan memanfaatkan lahan pemerintah Kota Kupang untuk berkebun guna menjaga ketersediaan.
“Ada lahan di Kota Kupang yang bisa dimanfaatkan untuk cabe, tomat dan bawang,” jelasnya.
Dia mengatakan kenapa Kota Kupang menjadi fokus, karena bobot inflasi tertinggi berada di Kota Kupang yakni mencapai 80 persen, sedangkan dua kota lainnya yakni Waingapu dan Maumere sisanya.
“Jika tidak bisa kendalikan inflasi, maka daya beli masyarakat yang dikorbankan. Daya beli akan berkurang,” katanya.
Jika tidak bisa kendalikan inflasi, maka daya beli masyarakat yang dikorbankan. Daya beli akan berkurang,” katanya. (lya)
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.