NTTBersuara.com, KUPANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), akan berupaya menambah lagi jumlah kampung kerukunan, yang menjadi salah satu indikator indeks toleransi di Kota Kupang sebagai kota kasih.
“Sebagai bangsa besar, yang terdiri dari keanekaragaman suku, agama dan ras, mari kita bersama isi pembangunan bangsa ini dengan hal-hal yang baik, pada tahun 2023 ini, Pemkot Kupang bersama FKUB akan berupaya menambah lagi jumlah kampung kerukunan di Kota Kupang,” kata Pj.Wali Kota Kupang, George Hadjoh, Rabu (22/3/2023).
Menurut dia, toleransi antara warga Kota Kupang yang berasal dari beraneka ragam suku, agama dan ras sebagai alat pemersatu. Semangat toleransi antara umat beragama yang ada di Kota Kupang merupakan kekayaan luar biasa yang memberi kesan hebat dan menuai apresiasi dari orang-orang yang datang berkunjung.
Oleh karena itu, sikap toleransi harus terus dijaga dan dipelihara oleh seluruh warga Kota Kupang. Pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator dan regulator menurutnya akan berusaha untuk selalu hadir dalam setiap kegiatan keagamaan
“Pemerintah akan selalu hadir dalam kegiatan kolaborasi antar umat beragama yang membangun, kebersamaan ini harus didukung dan terus didorong,”tambah George.
Ketua FKUB Kota Kupang, Jeky Latuperissa, menyampaikan kondisi Kota Kupang saat ini menunjukkan kondisi yang rukun dengan toleransi yang baik dan menjadi tempat orang belajar tentang toleransi.
FKUB bertekad untuk mempertahankan kondisi ini bahkan meningkatkan, salah satunya dengan menambah 4 kampung kerukunan lainnya, yang saat ini sudah terdapat 2 kampung kerukunan yakni berada di kelurahan Fatubesi dan Kelurahan Maulafa kota Kupang.
“Tahun ini, akan dibentuk lagi sebanyak 4 kampung kerukunan lainnya. Pemkot Kupang telah menunjukkan keberpihakan bagi rakyat secara nyata. Selain mengayomi, pemerintah juga memfasilitasi masyarakat untuk bertumbuh sesuai dengan hak-hak mereka,”kata Latuperissa.
Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Kupang, Ambo, mengakui nuansa yang dibangun oleh para tokoh dalam sebuah kebersamaan, saling menghargai dan saling memberi dukungan di Kota Kupang sudah sangat nyata.
“Menjadi tanggung jawab umat beragama untuk terus menjaga toleransi agar jangan sampai terpecah belah,”kata Ambo.
Hal senada juga disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang, I Wayan Susana. Menurutnya warga Kota Kupang sudah bisa merawat keberagamaan dengan baik. Terlihat dari semua elemen yang sudah terlibat, serta pemerintah yang sudah menyiapkan ruang melalui FKUB dan juga pemuda-pemuda untuk saling bahu membahu dalam perayaan-perayaan hari besar keagamaan.
“Kami selalu mendukung setiap program dari pemerintah, apa lagi berkaitan dengan kerukunan umat beragama. Pemerintah sudah memberikan ruang supaya perbedaan bisa dirawat,” kata I Wayan.. (lya)