Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendik) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan, melalui gagasan program “Lopo Pintar” telah mengentaskan persoalan 3 ribu pelajar Sekolah Dasar (SD), yang tidak dapat membaca dan menulis akibat kebijakan belajar dari rumah saat pendemi Covid-19 lalu.
“Perkembangan Lopo Pintar, mereka sudah dapat baca dan tulis, hanya masih tertinggal 10persen atau sekitar 300 siswa saja,”kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendikbud, Okto Naiboho, kamis (15/6/2023).
Menurut dia, sebanyak 300 pelajar yang masih tertinggal, belum dapat membaca dan menulis tersebut karena terkendala para pengajar atau mahasiswa yang dilibatkan dalam program Lopo Pintar sebanyak 814 orang, 450 diantaranya telah mengundurkan diri dengan alasan memenuhi tugas perkuliahan.
Padahal 450 mahasiswa tersebut, diikutkan dan terlibat dalam program Lopo Pintar menjadi tenaga pengajar sementara diluar jam Belajar Mengajar (KBM) selama satu tahun anggaran berdasar Surat Keputusan (SK) Wali kota Kupang dan mendapat imbalan jasa.
“450 tenaga pengajar ini akan kita cari pengantinya agar sebelum tahun ajaran baru mereka para pelajar ini sudah mampu baca dan tulis,” tambah Okto.
Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Disdikbud Kota Kupang telah mendesain program Lopo Pintar guna peningkatan kemampuan pelajar SD yang tidak dapat membaca dan menulis di sekolah – sekolah yang tersebar di 51 kelurahan (lya)