NTTBersuara.com,KUPANG, — Moment perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 ini menjadi moment untuk mempersatukan. Kita harus merasakan gebyarnya kemerdekaan indonesia.
Demikian dikatakan Pejabat Wali Kota Kupang, George M Hadjoh Senin (14/8/2023) saat membuka festival budaya NTT kelurahan Lai Lai Bisi Kopan (LLBK) di pantai Koepan LLBK. Sebenarnya ini event bukan event hanya untuk lomba-lomba dalam rangka 17 Agustus tapi sebenarnya ini adalah event budaya.
“Oleh karena itu saya tidak tau pak lurah ada berkoordinasi dengan camat dan pariwisata atau tidak untuk ini dibikin event budaya. Kenapa budaya penting kita tau kemajuan teknologi dengan arus informasi.
Kalau kita tidak kawal, tidak protek dengan budaya-budaya kita yang kuat maka anak-anak kita akan terjerumus dalam hal-hal yang kurang pas atau kurang cocok,” katanya.
Menurutnya, tidak apa-apa ini untuk beberapa hari kedepan mengelar event dalam rangka HUT 17 Agustus. Event ini akan berlangsung selama empat hari sampai tanggal 16 maka kita bisa desain untuk bulan depan itu event budaya.
“Ada dana di kecamatan 15 juta dan ini kita bisa tunjukan bahwa LLBK terdiri dari budaya bukan saja NTT tapi juga Indonesia. Ada orang Padang, ada orang Aceh juga, ada orang Jawa ada barongsai jadi nanti pak lurah tolong koordinasi lagi supaya event budayanya terpisah dengan lomba-lomba 17an. Sehingga tempat ini bisa hidup LLBK sebagai pusat perdagangan.
Ia mengatakan tempat ini harus ramai tiap saat kalau ketua panitia bilang tertarik dengan tempat ini untuk di kelola mari kita bicara
“Saya omong memang supaya ini tempat bisa berfungsi baik karena presiden juga tidak suka dia bangun hal yang spektakuler kita biarkan saja oleh karena itu mari kita bicara supaya semua bisa berjalan dengan baik saya minta lurah koordinasi supaya tempat ini bisa menjadi tempat yang bagus,” ungkapnya.
Ia menjelaskn dulu tempat ini menjadi pusat perdagangan diseluruh daratan timor, Rote, Sabu dan Alor bergerak dari tempat ini. Oleh karena itu nanti kedepan kita akan berorentasi pada water front city kenapa pèlu menghadap kelaut karena potensi-potensi bahari kita luar biasa. Kita belum ada olah raga wisata bahari. Kegiatan pariwisata bahari padahal ini luar biasa.
“Saya tidak bilang ini kurang tapi karena ini event perlombaan tidak disatukan dengan budaya itulah yang membuat perbedaan dengan kelurahan-Kelurahan lain.
Saya mengajak kita semua dan untuk pak lurah jangan pernah stop karena semua teman-teman disini hanya perlu dengan cara komunikasi yang hebat maka LLBK akan menjadi pusat perdagangan dan pusat pertunjukan seni budaya di kota Kupang. Kita perlu komunikasi yang lebih sejuk, nyaman dan lebih persaudaraan,” ujarnya.
Sementara itu Lurah LLBK, Ayub Mauta mengatakan ada beberapa perlombaan seperti lomba makan kŕupuk, lari karung, gigit sendok, tarik tambang, panjat pohon pinang, gala asing dan siki doka
“Semua pertandingan pasti ada hadianya biar kecil tapi ada hadiahnya.
Kegiatan ini diwajibkan untuk semua Kelurahan di kota Kupang berkoordinasi dan berkolaborasi dengan ketua RT, RW karang taruna dan posyandu kita semua bekerjasama dengan masyarakat untuk mensukseskan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78,” katanya.
Kita sebagai pemerintah seperti apa yang dikatakan oleh pejabat Wali Kota Kupang kita harus mempersiapkan ini dengan baik guna melahirkan cakrawala berpikir warga masyarakat Kota Kupang
“Kita menggunakan etnis timor karena ini adalah Kota lama Kota Kupang jadi kita menggunakan etnis timor jadi teman-teman yang ada semua menggunakan etnis timor tapi tarian penjemputan pejabat Wali Kota Kupang kita menggunakan etnis Malaka,” tegasnya.
Kegiatan ini melibatkan pihak kelurahan,RT, RW dan masyarakat semua terbentuk dari badan penggurus atau panitia penyelenggara HUT RI
Untuk peserta lomba dari anak-anak sampai dewasa semua PKL yang ada wajib ikut, semua pegawai-pegawai toko semua ikut (lya)