NTTBersuara.com,KUPANG,–ChildFund International di Indonesia membeberkan capain program perlindungan anak di tahun 2023 dalam momentum Pertemuan Nasional Perlindungan Anak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/5/2024).
Adapun inisiatif yang dilakukan diantaranya penguatan sistem perlindungan anak yakni, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk anak dan orang muda, orang tua, pengasuh, masyarakat, pemerintah dan sistem yang lebih luas untuk memastikan keselamatan anak.
Mengkapasitasi anak dan orang muda, orang tua, pengasuh dan masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mempromosikan norma-norma yang bebas dari kekerasan dan eksploitasi
Mitigasi risiko anak dan orang muda dalam menghadapi kekerasan di ranah luring dan daring Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kerentanan dan risiko di kalangan anak, pemuda, keluarga, masyarakat dan institusi.
Meningkatkan pengetahuan tentang hak dan perlindungan anak, mengembangkan jalur rujukan terkait isu perlindungan anak serta memantau kejadian-kejadian dalam masyarakat
Mendukung komite perlindungan anak di desa dengan keterampilan paralegal untuk membantu mereka yang tidak memiliki akses ke hak dasar, termasuk akta kelahiran dan layanan perlindungan.
Meningkatkan kapasitas individu dan intitusi yang terlibat dalam perlindunan anak dari kekerasan, pelecehan dan eksploitasi. Melakukan penelitian tentang perundungan, kekerasan & eksploitasi seksual daring terhadap anak.
Kampanye perlindungan daring, mengadakan lokakarua untuk mendidik pemuda, orang tua, guru dan paralegal tentang gender, disabilitas, pembelajaran sosial emosional, keselamatan dan hak anak, mendukung sekolah mengembangkan standar perlindungan anak. Memberikan ruang anak dan pemuda untuk bersuara di tingkat lokal, nasional dan global terkait perundungan daring dan perlindungan anak
Dari inisiasi tersebut, capaian – capaian diantaranya, 1.610 anak, remaja, dan dewasa muda terlibat dalam penelitian tentang perundungan serta eksploitasi dan kekerasan seksual di ranah daring.
14 lembaga mitra melakukan diskusi dengan anak-anak dan pemangku kepentingan tentang risiko online. 61 desa menerapkan sistem komprehensif untuk mencegah, merespons, dan melaporkan masalah perlindungan anak.
128 pemangku kepentingan memahami Standar Minimum Perlindungan Anak.72 pemangku kepentingan memberikan dukungan psikososial yang penting. 65 kasus penyalahgunaan anak ditangani dengan cepat dan dirujuk.37 kelompok anak dan forum pemuda melakukan advokasi untuk lingkungan yang lebih aman.
766 anak berpartisipasi aktif dalam tindakan untuk mengakhiri kekerasan terhadap anakanak dapat mengidentifikasi risiko perlindungan anak kunci di komunitas mereka. 631 dapat mengidentifikasi resiko perlindungan anak kunci di komunitas mereka, 55 kelompok anak dan 59 forum pemuda didirikan untuk memberdayakan suara-suaranya dalam inisiatif perlindungan.
14 desa dengan 100persen anak di bawah lima tahun terdaftar di Kabupaten Kupang. 2 pemerintah kabupaten, yaitu Sikka dan Sumba Timur, di Nusa Tenggara Timur telah mendigitalisasi proses registrasi kelahiran. 63 inisiatif yang dipimpin anak untuk memperkuat perlindungan anak dan keterampilan hidup.
553 pemuda terlibat dalam berbagai kegiatan, 30 orang pejuang remaja dan dewasa muda dilatih sebagai mentor, dengan keterwakilana perempuan minimal 60persen. 36 pemuda Indonesia berkontribusi dalam kampanye di Swedia, yang dipresentasikan di Stockholm+50.
2 laporan aspirasi disusun dan kemudian dibagikan pada Konferensi Pemuda 2022 dan Rapat Perencanaan Pembangunan Daerah 2023, ringkasan kebijakan nasional telah disiapkan. 1 peserta berbagi pembelajaran di webinar Aliansi Iklim dan Kesehatan Global mengenai krisis iklim dan kesehatan global. Peserta Youth Voice Now memberikan umpan balik terhadap proses peninjauan PBB mengenai Komentar Umum 26 tentang Hak-Hak Anak. Kelompok pemuda dilibatkan dalam restrukturisasi Forum Anak di Kabupaten Sikka dan dalam rapat manajemen risiko bencana untuk menyisihkan dana dalam anggaran untuk perbaikan lingkungan
Inisiatif Perlindungan Online melalui Swipe Safe dan Web Safe and Wise
Melaksanakan intervensi berbasis sekolah, Mendorong partisipasi aktif anak-anak, remaja, dan dewasa muda untuk mempromosikan disiplin positif dan mengurangi cyberbullying dan intimidasi. Melakukan kampanye advokasi intensif yang menyasar pemangku kepentingan terkait. Mengkatalisasi momentum perubahan di tingkat nasional.
Secara aktif terlibat dengan jurnalis dan media untuk meningkatkan visibilitas program dankampanye, meningkatkan kesadaran, dan memperkuat pesan ke khalayak yang lebih luas
Kampanye Aman dan Bijak Berinternet (Web Safe and Wise) adalah inisiatif advokasi global yangbertujuan untuk mengatasi risiko yang muncul di bidang digital, sekaligus memberdayakan anakanak dan remaja untuk menavigasi dunia digital secara efektif. Awalnya diluncurkan oleh ChildFundAlliance pada Mei 2022, kampanye ini diperkenalkan ke Indonesia pada bulan Desember tahun yang sama.
Swipe Safe (Gesek Aman)
Diluncurkan oleh ChildFund Australia pada tahun 2017, Swipe Safe adalah paket pelatihan yangdirancang khusus untuk memberdayakan generasi muda di negara-negara berkembang untukmenavigasi dunia online dengan aman. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah pelecehan daneksploitasi online terhadap anak-anak dengan membina kolaborasi antara orang tua, remaja,sekolah, dan sektor swasta dalam mempromosikan keamanan online anak-anak.
Saat ini, Swipe Safe beroperasi di 5 negara, antara lain Vietnam, Kepulauan Solomon, Kamboja, Timor Leste dan Indonesia, khusus di Indonesia, inisiatif ini pertama kali diterapkan di Kupang, NTT pada bulan Januari 2023, dan kemudian disusul oleh Semarang sebagai wilayah implementasi kedua. (lya)