NTTBersuara.com,KUPANG,– Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (KPw BI NTT) menginisiasi pesta rakyat “Qristreet Festival” sebagai bentuk dorongan terhadap digitalisasi sistem pembayaran di Kota Kupang, NTT.
Adapun rangkaian kegiatan dalam pesta rakyat yang digelar selama dua hari tersebut terhitung sejak Jumat, 31 Mei-1 Juni 2024 berlokasi di Pantai Koepan Lai Lai Besi Koepan (LLBK) menyuguhkan bazaar UMKM binaan BI, Qris Experience, Dance Competition, Lomba Fashion Show Anak, Bapote Bahasa sebagai bentuk peringati World Book Day 2024 dan awardingall competition.
Pada hari pertama, salah satu acara yang disuguhkan yakni Bapote, dimulai pukul 17.00wita dipandu oleh dua host Ester Siubelan dan Alfons, dengan menghadirkan nara sumber Pengkaji Bahasa dan Sastra pada Kantor Bahasa NTT, Ferdinandus Pangkul dan Duta Bahasa Terbaik I Putri 2023, Yelindri Juana Martha Taosu.
Bahasa daerah yang dilestarikan merupakan bentuk menjaga nilai-nilai filosofis di dalamnya,”kata Pengkaji Bahasa dan Sastra pada Kantor Bahasa NTT, Ferdinandus Pangkul, saat sesi talkshow, Jumat (31/5/2024)
Menurut dia, bahasa daerah dapat menjadi hal yang bisa dikaitkan dengan teknologi, sama seperti salah satu program KPw BI NTT yakni perpustakaan iBI, utilisasi teknologi yang ada untuk mendekatkan pelayanan bagi masyarakat melalui aplikasi iBI Library, perpustakaan digital berbasis aplikasi.
iBi Library juga di hadirkan karena peluan dunia saat ini, tidak semua orang memiliki waktu dan kesempatan untuk mendatangi perpustakaan, namun dengan iBI Library, siapapun dapat mengakses dan membaca apapun sesuai isu dan kebutuhan.
Sementara itu, Duta Bahasa NTT Terbaik I Putri 2023, Yelindri Juana Martha Taosu, saat ditanyai terkait terdapat tiga bahasa yang sangat krusial saat ini, yakni bahasa Indonesia, bahasa Daerah dan bahasa Asing, namun masih terdapat sekat yang cukup besar sehingga perlu menempatkan bahasa mana yang paling penting, didahulukan tapi tidak harus berada dipaling depan.
Dirinya menjawab bahwa saat ini dalam konteks sebagai anak muda duta bahasa, memiliki tri gatra bangun bahasa yakni utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa Daerah dan kuasai bahasa Asing.
“Ketiga hal ini tidak bisa mana yang paling penting, kami mempunyai prinsip semua bisa berjalan bersama sesuai konteks,”kata Yelindri
Ia mencontohkan, dalam momentum pembicaraan umum biasanya mengutamakan bahasa Indonesia, namun ketika berada di tempat secara bersama dengan orang-orang yang berasal dari suatu daerah yang sama dapat menggunakan bahasa Daerah, sementara untuk berbahasa asing, anak muda perlu menguasai bahasa asing dengan tujuan menyambut bonus demograsi dan akulturasi yang ada di NTT dan Indonesia secara keseluruhan.
Saya sendiri, sekarang bukan lahir dengan bahasa ibu, bahasa Dawan, tapi sedang belajar bahasa Dawan, bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol serta bahasa Indonesia, ini menjadi cara menyeimbangkan bahasa-bahasa tersebut,”tambah Yelindri. (lya)