NTTBersuara.com, KUPANG,– Setiap Hari Minggu masyarakat Petani sayur dan pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM)di Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa Kota Kupang NTT memanfaatkan kesempatan menjajakan jualan berbagai jenis sayur, buah termasuk mereka yang memiliki usaha kecil rumah tangga lain.
Mereka memanfaatkan kesempatan pada saat banyak jemaat datang di Hari Minggu mengikuti kebaktian atau perayaan misa di gereja.
Yanus Riwu (36) Minggu (30/6/2024) mengatakan, ia memiliki usaha gorengan kue cucur dan pisang juga kripik pisang dan jagung goreng.
“Hanya jualan gorengan dan kripik kecil-kecilan pak, ada cucur, pisang goreng, jagung goreng dan kripik pisang penghasilan setiap minggu berfariasi sesuai dengan jumlah yang ada paling banyak 300 ribu,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan salah satu petani sayur Yuliana Baitanu (42).
“Saya selain Hari Minggu sering jualan sayur keliling tetapi kalau Hari Minggu memanfaatkan kesempatan pada saat umat datang merayakan misa banyak yabg membeli, keuntungannnyapun kecil cukup untuk makan berkisar 400 sampai 500 ribu setiap hari,”ujar Yuliana saat menjajakan jualan di dekat Gereja Katolik Stasi Santu Agustinus Bello Minggu 30 Juni 2024.
Secara terpisah Lurah Bello melalui Ketua RW 003 Goris Takene kepada media ini mengatakan, saat ini semakin banyak tempat untuk dijadikan tempat berbisnis (jualan) juga sekarang, banyak persepsi tentang peluang bisnis di kota-kota besar yang lebih menjanjikan dibandingkan di desa. Padahal, ada banyak peluang usaha di desa yang bisa dilakukan asal ada kemauan. Seperti di halaman rumah ini yang langsung berhadapan langsung dengan gereja. Sehingga pada saat jemaat keluar gereja bisa langsung belanja kebutuhan sayur ke rumah.
“Peluang bisnis tidak hanya di Kota tetapi di luar kotapun bisa ada peluang asalkan memiliki kemauan untuk memnafaatkan setiap peluang usaha demi mendapatkan sepeser dua, seperti di halaman rumah ini yang langsung berhadapan dengan gereja,” demikian Takene.
Beberapa bulan terakhir sejumlah petani sayur di Bello memanfaatkan halaman rumah warga yang berhadapan langsung dengan gereja untuk berjualan. Masyarakat atau umat setelah mengikuti kebaktian atau misa bisa langsung belanja berbagai kebutuhan sayur dan buah untuk di bawah pulang ke rumah.(lya)