NTTBersuara.com, KUPANG,– Bertepatan dengan Hari Anak Nasional Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan Kota Kupang resmi mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio untuk anak-anak usia 0-7 tahun
dengan pencapaian target anak yang diimunisasi polio sebanyak 90% dengan sasaran 74.148 orang.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg Retnowati Selasa (23/7/2024) di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kharisma, Sikumana
“Sebanyak 200 anak mengikut pencanangan PIN Polio yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan imunisasi, sehingga anak-anak usia 0-7 tahun bisa terlindungi dari virus polio,” katanya.
Menurutnya, polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menular.
Paparan virus ini memicu cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, hingga kematian. “Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran atau tinja dari orang yang terinfeksi virus polio.
Virus akan berkembang biak di dalam saluran pencernaan. Gejala awal polio, antara lain adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, nyeri di tungkai, dan biasanya muncul 7-10 hari setelah terinfeksi Namun juga bisa terjadi dalam rentang waktu 4-35 hari.
“Jika gejala memberat dapat terjadi kelumpuhan yang bersifat lemas bukan kaku pada anggota gerak. Karena itu, jika ada anak usia di bawah 15 tahun yang mengalami lumpuh layu mendadak segera bawa anak tersebut ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan Kota Kupang bersama 27 provinsi lainnya saat ini sesuai dengan rekomendasi WHO melaksanakan pekan imunisasi polio tahap 2 setelah dilakukan surfing polio tahap 1 pada provinsi yang mengalami kejadian luar biasa polio
“Penetapannya disebabkan karena dilaporkan adanya kasus poliomielitis pada anak usia 7 tahun yang diakibatkan oleh poliovirus tipe 2 atau fididividual di Provinsi Aceh pada November Tahun 2022, sejak ditetapkannya status kejadian luar biasa polio tipe 2 di Aceh,” katanya.
Menurut drg Retnowati, pandemi Covid-19 mengakibatkan pelaksanaan imuninasi rutin tidak dapat berjalan optimal, berdasarkan data beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan imunisasi rutin belum tinggi dan belum merata, termasuk imunisasi polio yaitu oral polio vaccine (OPV) dan inactivated polio vaccine (IPV). IPV menggunakan poliovirus mati, sedangkan OPV menggunakan poliovirus hidup yang dilemahkan.
“Indonesia dikategorikan sebagai wilayah resiko tinggi penularan polio sejumlah 32 atau 84% provinsi dan 399 atau 78% kabupaten dankota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan capaian imunisasi OPV 4 di Kota Kupang pada 2020- 2023 dilaporkan berturut-turut yaitu sebesar 81,4% 89,1% 83,2% dan 107%. Sedangkan capaian imunisasi APV pada 2020-2023 yaitu sebesar 48,5%, 81,8% 68,4% dan 107,5%. Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa masih banyak jumlah anak-anak di Kota Kupang yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai dengan usianya. Kota Kupang juga termasuk dalam kategori tinggi pada kasus polio.
Sementara itu Penjabat Wali kota kupang Fahrensy Priestley Funay, SE, M.Si, dalam sambutannya saat membuka PIN Polio tingkat Kota Kupang, mengingatkan bahwa polio sangat berbahaya. Karena itu, semua anak usia 0 – 7 tahun wajib mendapat polio.
“Saya berharap orangtua membawa anak-anak ke tempat imunisasi untuk mendapat polio demi anak sehat dan generasi masa depan,” tegasnya.
Fahrensy juga meminta para Lurah di Kota Kupang melaporkan daftar nama anak-anak yang berhak mendapat imunisasi polio. “Mari bersama kita sukseskan Pekan Imunisasi Nasional Polio ini agar berhasil dengan baik demi melindungi anak-anak dari ancaman penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada para tenaga kesehatan dan semua pihak yang terlibat dalam pekan imunisasi polio ini.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari OPD di Kota Kupang, Polresta Kupang Kota, Kodim 1604 Kupang. RSUD SK Lerika, tim penggerak PKK, camat serta perwakilan WHO an Unicef.(lya)