Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mempertanyakan dampak dari program “Lopo Pintar” yang diterapkan pemerintah guna mengentaskan 3 ribu pelajar Sekolah Dasar (SD) yang buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis akibat kondisi Covid-19.
“Pemkot melalui Dispendiktelah mendesain program Lopo Pintar, seperti apakah dampaknya bagi peningkatan literasi baca tulis di sekolah – sekolah dalam wilayah kota Kupang,” kata Anggota DPRD Kota Kupang, Thobie Pandie saat Pandangan Fraksi, Minggu (30/4/2023).
Program Lopo Pintar yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kota Kupang, guna mendukung pemulihan belajar melalui bimbingan khusus secara gratis, setelah menyelesaikan jam pembelajaran di sekolah bagi peserta didik, yang mengalami kesulitan belajar seperti membaca, menulis dan berhitung.
Selain itu, DPRD juga mempertanyakan gerakan wajib makan Kelor setiap hari Rabu dan Jumat, kepada seluruh satuan pendidikan dari tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) se kota Kupang.
“Apa kabar dengan gerakan makan kelor di sekolah -sekolah,?” tambah Thobie.
Siswa wajib makan makanan dan minuman, yang mengandung kelor tertuang dalam surat edaran, nomor 325/DISDIKBUD 004.5/SEK/2023 tentang hari wajib mengkonsumsi makanan yang mengandung kelor di sekolah (lya)
Fantastic website you have here but I was wondering if you knew of any community forums that cover the same topics discussed in this article? I’d really love to be a part of community where I can get responses from other knowledgeable individuals that share the same interest. If you have any recommendations, please let me know. Kudos!